Barisan Aritmatika dan Geometri
Ada yang tau gak barisan bilangan itu apa....??? mungkin bagi kalian yg udah kelas 9 keatas tau apa itu barisan bilangan. sedanggkan yg belum langsung aja liat apa itu barisan bilangan oke.. :)
Karena n2 = 196 maka n1 = 14 atau n2 = –14 (dipilih nilai n positif).
Jadi, deret adalah jumlahan suku-suku dari suatu barisan.
a. 2, 6, 18, 54, ...
b. 9, –3, 1, -1/3 , ...
Barisan Bilangan
Misalkan seorang anak
diberi uang saku orang tuanya setiap minggu Rp10.000,00. Jika setiap minggu
uang sakunya bertambah Rp500,00 maka dapat dituliskan uang saku dari minggu ke
minggu berikutnya adalah Rp10.000,00, Rp10.500,00, Rp11.000,00, Rp11.500,00,
....
Susunan
bilangan-bilangan yang sesuai dengan contoh di atas adalah :
Perhatikan bahwa dari
bilangan-bilangan yang disusun berbentuk 10.000, 10.500, 11.000, 11.500, ...
mempunyai keteraturan dari urutan pertama, kedua, ketiga, keempat, dan
seterusnya, yaitu bilangan berikutnya diperoleh dari bilangan sebelumnya
ditambah 500. Bilangan-bilangan yang disusun urut dengan aturan tertentu
seperti itulah dikenal dengan nama barisan bilangan.
Secara matematis,
barisan bilangan merupakan nilai fungsi dengan daerah definisinya adalah
bilangan asli. Misalkan barisan bilangan ditulis lambang U untuk menyatakan
urutan suku-sukunya maka bilangan pertama ditulis U(1) atau U1, bilangan kedua ditulis U(2) atau U2, dan seterusnya. Jika kita buat
korespondensi, akan terlihat seperti berikut.
Jadi, bentuk umum
barisan bilangan adalah U1, U2, U3, ..., Un, ...
Dalam hal ini, Un = f(n) disebut
rumus umum suku ke-n dari barisan bilangan.
Contoh Soal Barisan
Bilangan 1 :
Diketahui barisan
bilangan dengan suku ke-n berbentuk Un = n2 –
2n. Tuliskan 5 suku pertama dari barisan tersebut.
Pembahasan :
Rumus suku ke-n
adalah Un = n2 – 2n.
Suku pertama dapat
dicari dengan menyubstitusikan n = 1 dan diperoleh U1 = 12 – 2(1) = –1. Suku kedua dicari dengan mensubstitusikan n = 2
dan diperoleh U2 = 22 – 2(2) = 0.
Dengan cara yang sama,
diperoleh sebagai berikut.
Suku ketiga = U3 = 32 – 2(3) = 3.
Suku keempat = U4 = 42 – 2(4) = 8.
Suku kelima = U5 =
52 – 2(5) = 15.
Jadi, lima suku pertama
dari barisan itu adalah –1, 0, 3, 8, 15.
Misalkan diberikan suatu
barisan bilangan dengan suku ke-n dari barisan bilangan tersebut tidak
diketahui. Dapatkah kita menentukan rumus suku ke-n? Hal ini tidak selalu dapat
ditentukan, tetapi pada beberapa barisan kita dapat melakukannya dengan
memperhatikan pola suku-suku barisan tersebut.
Contoh Soal 2 :
Diketahui barisan
bilangan 4, 7, 12, 19, ....
a. Tentukan rumus suku
ke-n.
b. Suku keberapa dari
barisan tersebut yang bernilai 199?
Penyelesaian :
Barisan bilangan: 4, 7,
12, 19, ...
a. Suku ke-1 = U1 = 4 = 12 + 3
Suku ke-2 = U2 = 7 = 22 + 3
Suku ke-3 = U3 = 12 = 32 + 3
Suku ke-4 = U4 = 19 = 42 + 3
Suku ke-n = Un = n2 + 3
Jadi, rumus suku ke-n
barisan tersebut adalah Un = n2 +
3.
b. Diketahui suku ke-n =
199, berarti
Un = 199
↔ n2 +
3 = 199
↔ n2 =
196
Karena n2 = 196 maka n1 = 14 atau n2 = –14 (dipilih nilai n positif).
Mengapa tidak dipilih n
= –14?
Jadi, suku yang nilainya
199 adalah suku ke-14.
2. Deret Bilangan
Misalkan kita mempunyai
barisan bilangan U1, U2,
U3, ..., Un dan Sn adalah jumlah dari suku-suku barisan itu.
Sn = Sn = U1 + U2 + U3 + ... + Un disebut deret.
Sn = Sn = U1 + U2 + U3 + ... + Un disebut deret.
Jadi, deret adalah jumlahan suku-suku dari suatu barisan.
1. Barisan Aritmatika
Indah menyisihkan
sebagaian uang yang dimilikinya untuk disimpan. Pada bulan ke-1, ia menyimpan Rp
20.000,00. Bulan berikutnya ia selalu menaikkan simpanannya Rp 500,00 lebih
besar dari bulan sebelumnya. Bear simpanan (dalam rupiah) Indah dari pertama
dan seterusnya dapat ditulis sebagai berikut.
Bulan Ke-1
|
Bulan Ke-2
|
Bulan Ke-3
|
Bulan Ke-4
|
...
|
20.000
|
20.500
|
21.000
|
21.500
|
...
|
Jika kalian amati,
selisih suku barisan ke suku berikutnya selalu tetap, yaitu 500.
Barisan aritmetika
adalah suatu barisan bilangan yang selisih setiap dua suku berturutan selalu
merupakan bilangan tetap (konstan).
Bilangan yang tetap
tersebut disebut beda dan dilambangkan dengan b.
Perhatikan juga
barisan-barisan bilangan berikut ini.
a. 1, 4, 7, 10, 13, ...
b. 2, 8, 14, 20, ...
c. 30, 25, 20, 15, ...
Barisan-barisan tersebut
merupakan contoh dari barisan aritmatika.
Mari kita tinjau satu
per satu.
a. Pada barisan ini,
suku berikutnya diperoleh dari suku sebelumnya ditambah 3. Dapat dikatakan
bahwa beda sukunya 3 atau b = 3.
b. Pada barisan ini,
suku berikutnya diperoleh dari suku sebelumnya ditambah 6. Dapat dikatakan
bahwa beda sukunya 6 atau b = 6.
c. Pada barisan ini,
suku berikutnya diperoleh dari suku sebelumnya ditambah –5. Dapat dikatakan
bahwa beda sukunya –5 atau b = –5. Secara umum dapat dikatakan sebagai berikut.
Jika Un adalah suku ke-n dari suatu barisan
aritmetika maka berlaku b = Un – Un-1.
Rumus umum suku ke-n
barisan aritmetika dengan suku pertama (U1) dilambangkan dengan a dan beda
dengan b dapat ditentukan seperti berikut.
U1 = a
U2 = U1 + b = a + b
U3 = U2 + b = (a + b) + b = a + 2b
U4 = U3 + b = (a + 2b) + b = a + 3b
U5 = U4 + b = (a + 3b) + b = a + 4b
.
.
.
n = Un–1 + b = a + (n – 1)b
Jadi, rumus suku ke-n
dari barisan aritmatika adalah :
Un = a +
(n – 1)b
Keterangan:
Un = suku ke-n
a = suku pertama
b = beda
n = banyak suku
Contoh Soal Barisan
Aritmatika 3 :
Tentukan suku ke-8 dan
ke-20 dari barisan –3, 2, 7, 12, ....
Jawaban :
–3, 2, 7, 12, …
Suku pertama adalah a =
–3 dan bedanya b = 2 – (–3) = 5.
Dengan menyubstitusikan
a dan b, diperoleh Un = –3 + (n – 1)5.
Suku ke-8 : U8 = –3 + (8 – 1)5 = 32.
Suku ke-20 : U20 = –3 + (20 – 1)5 = 92.
Contoh Soal 4 :
Diketahui barisan
aritmetika –2, 1, 4, 7, ..., 40. Tentukan banyak suku barisan tersebut.
Penyelesaian :
Diketahui barisan
aritmetika –2, 1, 4, 7, ..., 40.
Dari barisan tersebut,
diperoleh a = –2, b = 1 – (–2) = 3, dan Un =
40.
Rumus suku ke-n
adalah Un = a + (n – 1)b sehingga :
40 = –2 + (n – 1)3
↔ 40 = 3n – 5
↔ 3n = 45
Karena 3n = 45,
diperoleh n = 15.
Jadi, banyaknya suku
dari barisan di atas adalah 15.
Contoh Soal 5 :
Suku ke-10 dan suku
ke-14 dari barisan aritmetika berturut-turut adalah 7 dan 15. Tentukan suku
pertama, beda, dan suku ke-20 barisan tersebut.
Pembahasan :
Diketahui U10 = 7 dan U14 =
15. Dari rumus suku ke-n barisan aritmetika Un =
a + (n – 1)b, diperoleh 2 persamaan, yaitu :
U10 = 7 sehingga diperoleh a + 9b = 7
............................ (1)
U14 = 15 sehingga diperoleh a + 13b = 15
........................ (2)
Untuk menentukan nilai a
dan b, kita gunakan metode campuran antara eliminasi dan substitusi. Dari
persamaan (1) dan (2), diperoleh :
a + 9b
|
= 7
|
|
a + 13b
|
= 15
|
-
|
–4b
|
= –6
|
|
b
|
= 2
|
|
Dengan menyubstitusikan
b = 2 ke persamaan (1), diperoleh :
a + 9(2) = 7 ↔ a = –11
Dengan demikian, diperoleh
suku ke-n adalah Un = –11 + (n – 1)2.
Jadi, suku ke-20
adalah U20 = –11 + (20 – 1)2 = 27.
Pola Kuadrat dari
Bilangan 9
Apakah hasil kuadrat
bilangan yang disusun dari angka 9 memiliki pola tertentu? Betul sekali. Hasil
kuadratnya hanya tersusun dari angka 9, 8, 1, dan 0. Jika bilangan terdiri atas
n digit angka 9 (n bilangan bulat kurang dari 10) maka kuadrat bilangan
tersebut adalah bilangan yang tersusun dari angka 9 sebanyak n – 1, diikuti
angka 8, kemudian angka 0 sebanyak n – 1, dan diakhiri angka 1. Perhatikan pola
berikut.
92 = 81
992 = 9801
9992 = 998001
99992 = 99980001
999992 = 9999800001
9999992 = 999998000001
Setelah memperhatikan
pola di atas, coba kalian tentukan hasil dari :
a. 99999992
b. 999999992
c. 9999999992
Teorema yang Mengharukan
Apakah kamu tahu teorema yang dikemukakan Pierre de Fermat (1601–1665)? Teorema ini dikembangkan dari teorema Pythagoras yang sangat masyur itu. Menurut teorema Pythagoras, ada banyak pasangan bilangan a, b, dan c yang memenuhi c2 = a2 + b2, seperti 5, 3, dan 4 (beserta kelipatannya); 13, 12, dan 5 (beserta kelipatannya); 25, 24, dan 7 (beserta kelipatannya); dan seterusnya.
Pierre de Fermat mengklaim, tidak ada bilangan bulat a, b, dan c yang memenuhi cn = an + bn, untuk n > 2. Namun, pembuktiannya saat itu masih dipertanyakan. Banyak ilmuwan yang penasaran dengan teorema yang dilontarkan Fermat. Paul Wolfskehl, profesor matematik asal Jerman, awal tahun 1900-an berusaha membuktikan teorema tersebut, namun gagal. Rasa frustasi menyelimutinya, ditambah kekecewaan pada kekasihnya membuat ia berniat bunuh diri. Ketika waktu untuk bunuh diri sudah dekat, ia masih penasaran dan mencoba lagi membuktikan Teorema Fermat membuat dia lupa untuk bunuh diri. Sampai akhir hayatnya, teorema ini belum juga terbuktikan. Wolfskehl berwasiat, ia menyediakan uang 100.000 mark bagi orang pertama yang mampu membuktikan teorema itu. Tahun 1995, Dr. Andrew Wiles, matematikawan dari Universitas Princeton, Inggris, berhasil membuktikan teorema Fermat dengan gemilang. Ia akhirnya mendapat hadiah 200.000 dolar dari Yayasan Raja Faisal di Arab Saudi pada tahun 1997. (Sumber: www.mate-mati-kaku.com)
C. Barisan Geometri
Apakah kamu tahu teorema yang dikemukakan Pierre de Fermat (1601–1665)? Teorema ini dikembangkan dari teorema Pythagoras yang sangat masyur itu. Menurut teorema Pythagoras, ada banyak pasangan bilangan a, b, dan c yang memenuhi c2 = a2 + b2, seperti 5, 3, dan 4 (beserta kelipatannya); 13, 12, dan 5 (beserta kelipatannya); 25, 24, dan 7 (beserta kelipatannya); dan seterusnya.
Pierre de Fermat mengklaim, tidak ada bilangan bulat a, b, dan c yang memenuhi cn = an + bn, untuk n > 2. Namun, pembuktiannya saat itu masih dipertanyakan. Banyak ilmuwan yang penasaran dengan teorema yang dilontarkan Fermat. Paul Wolfskehl, profesor matematik asal Jerman, awal tahun 1900-an berusaha membuktikan teorema tersebut, namun gagal. Rasa frustasi menyelimutinya, ditambah kekecewaan pada kekasihnya membuat ia berniat bunuh diri. Ketika waktu untuk bunuh diri sudah dekat, ia masih penasaran dan mencoba lagi membuktikan Teorema Fermat membuat dia lupa untuk bunuh diri. Sampai akhir hayatnya, teorema ini belum juga terbuktikan. Wolfskehl berwasiat, ia menyediakan uang 100.000 mark bagi orang pertama yang mampu membuktikan teorema itu. Tahun 1995, Dr. Andrew Wiles, matematikawan dari Universitas Princeton, Inggris, berhasil membuktikan teorema Fermat dengan gemilang. Ia akhirnya mendapat hadiah 200.000 dolar dari Yayasan Raja Faisal di Arab Saudi pada tahun 1997. (Sumber: www.mate-mati-kaku.com)
C. Barisan Geometri
1. Barisan Geometri
Coba kalian amati
barisan 1, 2, 4, 8, 16, 32, .... Terlihat, suku berikutnya diperoleh dengan
mengalikan 2 pada suku sebelumnya. Barisan ini termasuk barisan geometri. Jadi,
secara umum, barisan geometri adalah suatu barisan bilangan yang setiap sukunya
diperoleh dari suku sebelumnya dikalikan dengan suatu bilangan tetap (konstan).
Bilangan yang tetap tersebut dinamakan rasio (pembanding) dan dinotasikan
dengan r.
Perhatikan contoh
barisan-barisan berikut.
a. 3, 6, 12, 24, ...
b. 2, 1, ½, 1/4,
...
c. 2, –4, 8, –16, ...
Barisan di atas
merupakan contoh barisan geometri. Untuk barisan di atas berturut-turut dapat
dihitung rasionya sebagai berikut.
a. = ..... = 2. Jadi, r = 2.
b. = .... Jadi, r = ½
c. = –2. Jadi, r = –2.
Dengan demikian, dapat
disimpulkan jika U1, U2,
... Un barisan geometri
dengan Un adalah rumus ke-n, berlaku :
Rumus umum suku ke-n
barisan geometri dengan suku pertama (U1) dinyatakan a dan rasio r, dapat
diturunkan sebagai berikut.
U1 =
|
a
|
U2 =
|
U1 × r = ar
|
U3 =
|
U2 × r = ar2
|
U4 =
|
U3 × r = ar3
|
.
|
.
|
.
|
.
|
.
|
.
|
Un =
|
Un–1 × r = arn–2 ×
r = arn–1
|
Dengan demikian,
diperoleh barisan geometri a, ar, ar2, ..., arn–1, ...
Jadi, rumus umum suku
ke-n (Un) barisan geometri adalah :
Un = arn–1
Keterangan:
a = suku pertama
r = rasio
n = banyak suku
Contoh Soal Barisan
Geometri 11 :
Carilah suku pertama,
rasio, dan suku ke-7 dari barisan geometri berikut.
a. 2, 6, 18, 54, ...
b. 9, –3, 1, -1/3 , ...
Jawaban :
a. 2, 6, 18, 54, ...
Dari barisan geometri di
atas, diperoleh :
1) suku pertama: a = 2;
2) rasio: r = ... = ...
= 3.
Karena rumus suku ke-n
barisan geometri adalah :
Un = arn–1 maka
U7 = 2(37–1) =
2 × 729 = 1.458
b. 9, –3, 1, ,
....
Dari barisan ini,
diperoleh :
1) suku pertama: a = 9;
2) rasio: r = ;
3) suku ke-7: U7 =
Contoh Soal 12 :
Tiga bilangan membentuk
barisan geometri. Jumlah ketiga bilangan itu 21 dan hasil kalinya 216. Tentukan
ketiga bilangan itu.
Penyelesaian :
Pemisalan yang mudah
untuk barisan geometri adalah ,
a, dan ar.
Jumlah ketiga bilangan
itu adalah 21 maka +
a + ar = 21.
Hasil kali ketiga
bilangan adalah 216 maka ×
a × ar = 216 ↔ a3 = 216
Karena a3 = 216, diperoleh a = 6. Kemudian, substitusikan nilai a = 6
ke persamaan +
a + ar = 21 sehingga diperoleh hasil sebagai berikut.
+ 6 + 6r = 21 ........... (kedua ruas
dikalikan dengan r)
↔ 6 + 6r + 6r2 =
21r
↔ 6 – 15r + 6r2 =
0 ........................... (kedua ruas dibagi 3)
↔ 2r2 –
5r + 2 = 0
↔ (2r – 1)(r – 2) = 0
↔ 2r – 1 = 0 atau r – 2 = 0
↔ r = ½ atau r = 2
Dari persamaan di atas,
diperoleh r = ½ dan r = 2.
Untuk r = ½ dan a = 6, ketiga bilangan tersebut 12, 6, dan 3.
Untuk r = 2 dan a = 6,
ketiga bilangan tersebut 3, 6, dan 12.
Pola Bilangan yang
Indah
Perhatikan pola bilangan
berikut.
1 × 8 + 1 = 9
12 × 8 + 2 = 98
123 × 8 + 3 = 987
1234 × 8 + 4 = 9876
12345 × 8 + 5 = 98765
123456 × 8 + 6 = 987654
Bandingkan dengan pola
bilangan berikut.
0 × 9 + 1 = 1
1 × 9 + 2 = 11
12 × 9 + 3 = 111
123 × 9 + 4 = 1111
1234 × 9 + 5 = 11111
12345 × 9 + 6 = 111111
123456 × 9 + 7 = 1111111
Dari kedua pola bilangan
di atas, dapatkah kalian menemukan bentuk umumnya?
Dengan memerhatikan
bentuk umum kedua pola bilangan di atas, tentu kalian dapat dengan mudah
menentukan hasil dari pertanyaan berikut.
a. 1234567 × 8 + 7 = ...
b. 12345678 × 8 + 8 =
...
c. 123456789 × 8 + 9 =
...
d. 1234567 × 9 + 8 = ...
e. 12345678 × 9 + 9 =
...
Coba kalian kerjakan.
Komentar
Posting Komentar