Barisan Aritmatika dan Geometri

Ada yang tau gak barisan bilangan itu apa....??? mungkin bagi kalian yg udah kelas 9 keatas tau apa itu barisan bilangan. sedanggkan yg belum langsung aja liat apa itu barisan bilangan oke.. :)
Barisan Bilangan

Misalkan seorang anak diberi uang saku orang tuanya setiap minggu Rp10.000,00. Jika setiap minggu uang sakunya bertambah Rp500,00 maka dapat dituliskan uang saku dari minggu ke minggu berikutnya adalah Rp10.000,00, Rp10.500,00, Rp11.000,00, Rp11.500,00, ....

Susunan bilangan-bilangan yang sesuai dengan contoh di atas adalah :
Susunan bilangan

Perhatikan bahwa dari bilangan-bilangan yang disusun berbentuk 10.000, 10.500, 11.000, 11.500, ... mempunyai keteraturan dari urutan pertama, kedua, ketiga, keempat, dan seterusnya, yaitu bilangan berikutnya diperoleh dari bilangan sebelumnya ditambah 500. Bilangan-bilangan yang disusun urut dengan aturan tertentu seperti itulah dikenal dengan nama barisan bilangan.

Secara matematis, barisan bilangan merupakan nilai fungsi dengan daerah definisinya adalah bilangan asli. Misalkan barisan bilangan ditulis lambang U untuk menyatakan urutan suku-sukunya maka bilangan pertama ditulis U(1) atau U1, bilangan kedua ditulis U(2) atau U2, dan seterusnya. Jika kita buat korespondensi, akan terlihat seperti berikut.
barisan bilangan

Jadi, bentuk umum barisan bilangan adalah U1, U2, U3, ..., Un, ...

Dalam hal ini, Un = f(n) disebut rumus umum suku ke-n dari barisan bilangan.

Contoh Soal Barisan Bilangan 1 :

Diketahui barisan bilangan dengan suku ke-n berbentuk Un = n2 – 2n. Tuliskan 5 suku pertama dari barisan tersebut.

Pembahasan :

Rumus suku ke-n adalah Un = n2 – 2n.

Suku pertama dapat dicari dengan menyubstitusikan n = 1 dan diperoleh U1 = 12 – 2(1) = –1. Suku kedua dicari dengan mensubstitusikan n = 2 dan diperoleh U2 = 22 – 2(2) = 0.

Dengan cara yang sama, diperoleh sebagai berikut.

Suku ketiga = U3 = 32 – 2(3) = 3.
Suku keempat = U4 = 42 – 2(4) = 8.
Suku kelima = U5 = 52 – 2(5) = 15.

Jadi, lima suku pertama dari barisan itu adalah –1, 0, 3, 8, 15.

Misalkan diberikan suatu barisan bilangan dengan suku ke-n dari barisan bilangan tersebut tidak diketahui. Dapatkah kita menentukan rumus suku ke-n? Hal ini tidak selalu dapat ditentukan, tetapi pada beberapa barisan kita dapat melakukannya dengan memperhatikan pola suku-suku barisan tersebut.

Contoh Soal 2 :

Diketahui barisan bilangan 4, 7, 12, 19, ....

a. Tentukan rumus suku ke-n.
b. Suku keberapa dari barisan tersebut yang bernilai 199?

Penyelesaian :

Barisan bilangan: 4, 7, 12, 19, ...

a. Suku ke-1 = U1 = 4 = 12 + 3
Suku ke-2 = U2 = 7 = 22 + 3
Suku ke-3 = U3 = 12 = 32 + 3
Suku ke-4 = U4 = 19 = 42 + 3

Suku ke-n = Un = n2 + 3
Jadi, rumus suku ke-n barisan tersebut adalah Un = n2 + 3.

b. Diketahui suku ke-n = 199, berarti
Un = 199
 n2 + 3 = 199
 n2 = 196

Karena 
n2 = 196 maka n1 = 14 atau n2 = –14 (dipilih nilai n positif).
Mengapa tidak dipilih n = –14?
Jadi, suku yang nilainya 199 adalah suku ke-14.

2. Deret Bilangan

Misalkan kita mempunyai barisan bilangan U1, U2, U3, ..., Un dan Sn adalah jumlah dari suku-suku barisan itu.

Sn
 = Sn = U1 + U2 + U3 + ... + Un disebut deret.

Jadi, deret adalah jumlahan suku-suku dari suatu barisan.

B. Barisan Aritmatika

1. Barisan Aritmatika

Indah menyisihkan sebagaian uang yang dimilikinya untuk disimpan. Pada bulan ke-1, ia menyimpan Rp 20.000,00. Bulan berikutnya ia selalu menaikkan simpanannya Rp 500,00 lebih besar dari bulan sebelumnya. Bear simpanan (dalam rupiah) Indah dari pertama dan seterusnya dapat ditulis sebagai berikut.

Bulan Ke-1
Bulan Ke-2
Bulan Ke-3
Bulan Ke-4
...
20.000
20.500
21.000
21.500
...

Jika kalian amati, selisih suku barisan ke suku berikutnya selalu tetap, yaitu 500.

Barisan aritmetika adalah suatu barisan bilangan yang selisih setiap dua suku berturutan selalu merupakan bilangan tetap (konstan).

Bilangan yang tetap tersebut disebut beda dan dilambangkan dengan b.

Perhatikan juga barisan-barisan bilangan berikut ini.

a. 1, 4, 7, 10, 13, ...
b. 2, 8, 14, 20, ...
c. 30, 25, 20, 15, ...

Barisan-barisan tersebut merupakan contoh dari barisan aritmatika.

Mari kita tinjau satu per satu.

a. Pada barisan ini, suku berikutnya diperoleh dari suku sebelumnya ditambah 3. Dapat dikatakan bahwa beda sukunya 3 atau b = 3.
barisan aritmatika beda suku 3
b. Pada barisan ini, suku berikutnya diperoleh dari suku sebelumnya ditambah 6. Dapat dikatakan bahwa beda sukunya 6 atau b = 6.
barisan aritmatika beda suku 6
c. Pada barisan ini, suku berikutnya diperoleh dari suku sebelumnya ditambah –5. Dapat dikatakan bahwa beda sukunya –5 atau b = –5. Secara umum dapat dikatakan sebagai berikut. Jika Un adalah suku ke-n dari suatu barisan aritmetika maka berlaku b = Un – Un-1.
barisan aritmatika beda suku -5
Rumus umum suku ke-n barisan aritmetika dengan suku pertama (U1) dilambangkan dengan a dan beda dengan b dapat ditentukan seperti berikut.

U1 = a
U2 = U1 + b = a + b
U3 = U2 + b = (a + b) + b = a + 2b
U4 = U3 + b = (a + 2b) + b = a + 3b
U5 = U4 + b = (a + 3b) + b = a + 4b
.
.
.
n = Un–1 + b = a + (n – 1)b

Jadi, rumus suku ke-n dari barisan aritmatika adalah :

Un = a + (n – 1)b

Keterangan: 

Un = suku ke-n
a = suku pertama
b = beda
n = banyak suku

Contoh Soal Barisan Aritmatika 3 :

Tentukan suku ke-8 dan ke-20 dari barisan –3, 2, 7, 12, ....

Jawaban :

–3, 2, 7, 12, …

Suku pertama adalah a = –3 dan bedanya b = 2 – (–3) = 5.
Dengan menyubstitusikan a dan b, diperoleh Un = –3 + (n – 1)5.
Suku ke-8 : U8 = –3 + (8 – 1)5 = 32.
Suku ke-20 : U20 = –3 + (20 – 1)5 = 92.

Contoh Soal 4 :

Diketahui barisan aritmetika –2, 1, 4, 7, ..., 40. Tentukan banyak suku barisan tersebut.

Penyelesaian :

Diketahui barisan aritmetika –2, 1, 4, 7, ..., 40.

Dari barisan tersebut, diperoleh a = –2, b = 1 – (–2) = 3, dan Un = 40.

Rumus suku ke-n adalah Un = a + (n – 1)b sehingga :

40 = –2 + (n – 1)3
 40 = 3n – 5
 3n = 45

Karena 3n = 45, diperoleh n = 15.

Jadi, banyaknya suku dari barisan di atas adalah 15.

Contoh Soal 5 :

Suku ke-10 dan suku ke-14 dari barisan aritmetika berturut-turut adalah 7 dan 15. Tentukan suku pertama, beda, dan suku ke-20 barisan tersebut.

Pembahasan :

Diketahui U10 = 7 dan U14 = 15. Dari rumus suku ke-n barisan aritmetika Un = a + (n – 1)b, diperoleh 2 persamaan, yaitu :

U10 = 7 sehingga diperoleh a + 9b = 7 ............................ (1)
U14 = 15 sehingga diperoleh a + 13b = 15 ........................ (2)

Untuk menentukan nilai a dan b, kita gunakan metode campuran antara eliminasi dan substitusi. Dari persamaan (1) dan (2), diperoleh :

+ 9b
= 7

+ 13b
= 15
-
–4b
= –6
b
= 2


Dengan menyubstitusikan b = 2 ke persamaan (1), diperoleh :

a + 9(2) = 7  a = –11

Dengan demikian, diperoleh suku ke-n adalah Un = –11 + (n – 1)2.

Jadi, suku ke-20 adalah U20 = –11 + (20 – 1)2 = 27.

Pola Kuadrat dari Bilangan 9

Apakah hasil kuadrat bilangan yang disusun dari angka 9 memiliki pola tertentu? Betul sekali. Hasil kuadratnya hanya tersusun dari angka 9, 8, 1, dan 0. Jika bilangan terdiri atas n digit angka 9 (n bilangan bulat kurang dari 10) maka kuadrat bilangan tersebut adalah bilangan yang tersusun dari angka 9 sebanyak n – 1, diikuti angka 8, kemudian angka 0 sebanyak n – 1, dan diakhiri angka 1. Perhatikan pola berikut.

92 = 81
992 = 9801
9992 = 998001
99992 = 99980001
999992 = 9999800001
9999992 = 999998000001

Setelah memperhatikan pola di atas, coba kalian tentukan hasil dari :

a. 99999992
b. 999999992
c. 9999999992


Teorema yang Mengharukan

Apakah kamu tahu teorema yang dikemukakan Pierre de Fermat (1601–1665)? Teorema ini dikembangkan dari teorema Pythagoras yang sangat masyur itu. Menurut teorema Pythagoras, ada banyak pasangan bilangan a, b, dan c yang memenuhi 
c2 = a2 + b2, seperti 5, 3, dan 4 (beserta kelipatannya); 13, 12, dan 5 (beserta kelipatannya); 25, 24, dan 7 (beserta kelipatannya); dan seterusnya.

Pierre de Fermat mengklaim, tidak ada bilangan bulat a, b, dan c yang memenuhi 
cn = an + bn, untuk n > 2. Namun, pembuktiannya saat itu masih dipertanyakan. Banyak ilmuwan yang penasaran dengan teorema yang dilontarkan Fermat. Paul Wolfskehl, profesor matematik asal Jerman, awal tahun 1900-an berusaha membuktikan teorema tersebut, namun gagal. Rasa frustasi menyelimutinya, ditambah kekecewaan pada kekasihnya membuat ia berniat bunuh diri. Ketika waktu untuk bunuh diri sudah dekat, ia masih penasaran dan mencoba lagi membuktikan Teorema Fermat membuat dia lupa untuk bunuh diri. Sampai akhir hayatnya, teorema ini belum juga terbuktikan. Wolfskehl berwasiat, ia menyediakan uang 100.000 mark bagi orang pertama yang mampu membuktikan teorema itu. Tahun 1995, Dr. Andrew Wiles, matematikawan dari Universitas Princeton, Inggris, berhasil membuktikan teorema Fermat dengan gemilang. Ia akhirnya mendapat hadiah 200.000 dolar dari Yayasan Raja Faisal di Arab Saudi pada tahun 1997. (Sumber: www.mate-mati-kaku.com)

C.
 Barisan Geometri

1. Barisan Geometri

Coba kalian amati barisan 1, 2, 4, 8, 16, 32, .... Terlihat, suku berikutnya diperoleh dengan mengalikan 2 pada suku sebelumnya. Barisan ini termasuk barisan geometri. Jadi, secara umum, barisan geometri adalah suatu barisan bilangan yang setiap sukunya diperoleh dari suku sebelumnya dikalikan dengan suatu bilangan tetap (konstan). Bilangan yang tetap tersebut dinamakan rasio (pembanding) dan dinotasikan dengan r.

Perhatikan contoh barisan-barisan berikut.

a. 3, 6, 12, 24, ...
b. 2, 1, ½, 1/4, ...
c. 2, –4, 8, –16, ...

Barisan di atas merupakan contoh barisan geometri. Untuk barisan di atas berturut-turut dapat dihitung rasionya sebagai berikut.
a. http://latex.codecogs.com/gif.latex?\fn_cm%20\frac%7b6%7d%7b3%7d=\frac%7b12%7d%7b6%7d=\frac%7b24%7d%7b12%7d = ..... = 2. Jadi, r = 2.
b. http://latex.codecogs.com/gif.latex?\fn_cm%20\frac%7b1%7d%7b2%7d=\frac%7b\frac%7b1%7d%7b2%7d%7d%7b1%7d=\frac%7b\frac%7b1%7d%7b4%7d%7d%7b\frac%7b1%7d%7b2%7d%7d = .... Jadi, r = ½
c. http://latex.codecogs.com/gif.latex?\fn_cm%20\frac%7b-4%7d%7b2%7d=\frac%7b8%7d%7b-4%7d = –2. Jadi, r = –2.

Dengan demikian, dapat disimpulkan jika U1, U2, ... Un barisan geometri dengan Un adalah rumus ke-n, berlaku :
http://latex.codecogs.com/gif.latex?\fn_cm%20r=\frac%7bU_%7bn%7d%7d%7bU_%7bn-1%7d%7d
Rumus umum suku ke-n barisan geometri dengan suku pertama (U1) dinyatakan a dan rasio r, dapat diturunkan sebagai berikut.

U1 =
a
U2 =
U1 × r = ar
U3 =
U2 × r = ar2
U4 =
U3 × r = ar3
.
.
.
.
.
.
Un =
Un–1 × r = arn–2 × r = arn–1

Dengan demikian, diperoleh barisan geometri a, ar, ar2, ..., arn–1, ...

Jadi, rumus umum suku ke-n (Un) barisan geometri adalah :

Un = arn–1

Keterangan: 

a = suku pertama
r = rasio
n = banyak suku

Contoh Soal Barisan Geometri 11 :

Carilah suku pertama, rasio, dan suku ke-7 dari barisan geometri berikut.

a. 2, 6, 18, 54, ...
b. 9, –3, 1, -1/3 , ...

Jawaban :

a. 2, 6, 18, 54, ...

Dari barisan geometri di atas, diperoleh :

1) suku pertama: a = 2;
2) rasio: r = ... = ... = 3.

Karena rumus suku ke-n barisan geometri adalah :

Un = arn–1 maka
U7 = 2(37–1) = 2 × 729 = 1.458
b. 9, –3, 1, http://latex.codecogs.com/gif.latex?\fn_cm%20-\frac%7b1%7d%7b3%7d , ....

Dari barisan ini, diperoleh :

1) suku pertama: a = 9;
2) rasio: r = http://latex.codecogs.com/gif.latex?\fn_cm%20\frac%7bU_%7b2%7d%7d%7bU_%7b1%7d%7d=\frac%7b-3%7d%7b9%7d=-\frac%7b1%7d%7b3%7d ;
3) suku ke-7: U7 = http://latex.codecogs.com/gif.latex?\fn_cm%209\left%20(%20-\frac%7b1%7d%7b3%7d%20\right%20)%5e%7b7-1%7d=9\left%20(\frac%7b-1%7d%7b3%7d%20\right%20)%5e%7b6%7d=\frac%7b9%7d%7b\left%20(%20-3%20\right%20)%5e%7b6%7d%7d=\frac%7b1%7d%7b81%7d

Contoh Soal 12 :

Tiga bilangan membentuk barisan geometri. Jumlah ketiga bilangan itu 21 dan hasil kalinya 216. Tentukan ketiga bilangan itu.

Penyelesaian :
Pemisalan yang mudah untuk barisan geometri adalah http://latex.codecogs.com/gif.latex?\fn_cm%20\frac%7ba%7d%7br%7d , a, dan ar.
Jumlah ketiga bilangan itu adalah 21 maka http://latex.codecogs.com/gif.latex?\fn_cm%20\frac%7ba%7d%7br%7d + a + ar = 21.
Hasil kali ketiga bilangan adalah 216 maka http://latex.codecogs.com/gif.latex?\fn_cm%20\frac%7ba%7d%7br%7d × a × ar = 216  a3 = 216
Karena a3 = 216, diperoleh a = 6. Kemudian, substitusikan nilai a = 6 ke persamaan http://latex.codecogs.com/gif.latex?\fn_cm%20\frac%7ba%7d%7br%7d + a + ar = 21 sehingga diperoleh hasil sebagai berikut.
http://latex.codecogs.com/gif.latex?\fn_cm%20\frac%7b6%7d%7br%7d + 6 + 6r = 21 ........... (kedua ruas dikalikan dengan r)
 6 + 6r + 6r2 = 21r
 6 – 15r + 6r2 = 0 ........................... (kedua ruas dibagi 3)
 2r2 – 5r + 2 = 0
 (2r – 1)(r – 2) = 0
 2r – 1 = 0 atau r – 2 = 0
 r = ½ atau r = 2

Dari persamaan di atas, diperoleh r = ½ dan r = 2.

Untuk r = ½ dan a = 6, ketiga bilangan tersebut 12, 6, dan 3.
Untuk r = 2 dan a = 6, ketiga bilangan tersebut 3, 6, dan 12.

Pola Bilangan yang Indah

Perhatikan pola bilangan berikut.

1 × 8 + 1 = 9
12 × 8 + 2 = 98
123 × 8 + 3 = 987
1234 × 8 + 4 = 9876
12345 × 8 + 5 = 98765
123456 × 8 + 6 = 987654

Bandingkan dengan pola bilangan berikut.

0 × 9 + 1 = 1
1 × 9 + 2 = 11
12 × 9 + 3 = 111
123 × 9 + 4 = 1111
1234 × 9 + 5 = 11111
12345 × 9 + 6 = 111111
123456 × 9 + 7 = 1111111

Dari kedua pola bilangan di atas, dapatkah kalian menemukan bentuk umumnya?

Dengan memerhatikan bentuk umum kedua pola bilangan di atas, tentu kalian dapat dengan mudah menentukan hasil dari pertanyaan berikut.

a. 1234567 × 8 + 7 = ...
b. 12345678 × 8 + 8 = ...
c. 123456789 × 8 + 9 = ...
d. 1234567 × 9 + 8 = ...
e. 12345678 × 9 + 9 = ...

Coba kalian kerjakan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Praktik Diskriminasi terhadap penduduk Pribumi

MAKALAH AVERTEBRATA AKUATIK FILUM MOLLUSCA

Rick "Harvest moon - More Friends of mineral town"